TEOLOGIA KELUARAN

Teologia Kitab Keluaran: Allah yang Membebaskan dan Menyertai

PENDAHULUAN

Kitab Keluaran adalah salah satu kitab paling teologis dalam Perjanjian Lama. Ia tidak sekadar menceritakan peristiwa sejarah bangsa Israel yang keluar dari Mesir, tetapi menyingkapkan siapa Allah itu dan bagaimana Ia berelasi dengan umat-Nya. Dari awal sampai akhir, benang merah teologinya adalah Allah yang membebaskan, menuntun, dan berdiam di tengah umat-Nya.

  1. Allah yang Membebaskan dari Perbudakan

Peristiwa keluarnya Israel dari Mesir menjadi simbol agung tentang pembebasan ilahi. Allah melihat penderitaan umat-Nya, mendengar seruan mereka, dan turun tangan (Kel. 3:7–8). Di sini, teologi Keluaran menegaskan bahwa Allah bukanlah sosok yang jauh atau acuh terhadap penderitaan manusia. Ia adalah Allah yang peka, yang mendengar jeritan orang tertindas, dan bertindak secara konkret untuk memerdekakan mereka.

Pembebasan dari Mesir bukan hanya soal politik atau sosial, tetapi bersifat spiritual. Israel dibebaskan bukan supaya hidup sesuka hati, melainkan supaya menjadi umat Allah yang menyembah-Nya (Kel. 7:16). Inilah teologi dasar Exodus: kebebasan sejati bukanlah ketiadaan peraturan, melainkan kemampuan untuk hidup di bawah pemerintahan kasih Allah.

  1. Allah yang Menyatakan Diri

Di Gunung Sinai, Allah menampakkan diri kepada Musa dan memberikan hukum-Nya. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Allah ingin dikenal, bukan disembah dalam ketidaktahuan. Nama-Nya, YHWH (“Aku adalah Aku”), menegaskan keberadaan-Nya yang kekal dan kesetiaan-Nya yang tak berubah (Kel. 3:14).

Pemberian hukum Taurat menandai dimulainya kehidupan perjanjian antara Allah dan Israel. Melalui hukum itu, Allah menuntun umat-Nya untuk hidup kudus, adil, dan berbelas kasih, mencerminkan karakter-Nya sendiri. Dengan demikian, teologi hukum dalam Keluaran bukanlah sistem legalistik, melainkan panggilan untuk meniru Allah dalam tindakan sehari-hari.

  1. Allah yang Berdiam di Tengah Umat

Bagian akhir Keluaran berbicara tentang pembangunan Kemah Suci. Banyak orang sering melewatkan bagian ini, padahal secara teologis sangat penting. Kemah Suci adalah lambang kehadiran Allah di tengah umat-Nya (Kel. 40:34–38). Allah tidak hanya membebaskan dari perbudakan dan memberi hukum, tetapi juga menyertai perjalanan mereka.

Kehadiran Allah dalam awan dan api menegaskan bahwa hidup iman adalah perjalanan bersama Allah. Ia menuntun di padang gurun, menyediakan makanan, dan memberi arah.

Kesimpulan: Allah yang Sama dalam Kristus

Teologi Keluaran menemukan puncaknya dalam Kristus. Seperti Musa yang memimpin pembebasan dari Mesir, Yesus membebaskan manusia dari dosa dan maut. Seperti hukum di Sinai, Ia memberi perintah baru: kasih. Dan seperti Allah yang berdiam dalam Kemah Suci, kini Roh Kudus berdiam dalam hati setiap orang percaya.

Dengan demikian, pesan abadi Keluaran adalah: Allah tidak berubah. Ia tetap Allah yang membebaskan, menyertai, dan berdiam bersama umat-Nya — dari Mesir kuno hingga hari ini.