3.3.3 Providensi Allah Dalam Amsal

Kata Ibrani yang ditejemahkan sebagai “amsal” secara harfiah berarti persamaan atau perbandingan. Kitab Amsal menyatakan kasih terhadap sesama kita.[37] Karena itu untuk menganalisa providensi Allah atas orang miskin dalam kitab Amsal, patut diperhatikan konteks dari penulisannya, sehingga dapat diperoleh makna teologis yang lebih tepat.

Amsal 10:1-22:16 memang patut disebut Amsal. Penulis selalu membedakan antara orang benar dan orang fasik, dan antara yang benar dan yang salah, di mana ada banyak penerapan praktis di dalamnya. Adapun beberapa bagian yang berbicara tentang orang miskin adalah “Amsal 10:4,15; 13:7,8; 13:23; 14:20,31; 17:5; 18:23; 19:1,4,7,17,22; 20:13; 21:13,17; dan 22:2,7,9,16”[38] termasuk di dalamnya.

Tetapi Amsal 10:4; 14:31; 19:17,22; 22:2,9 cukup mewakili gambaran providensi Allah atas orang miskin, demikian:

Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. (Ams 10:4 TB LAI).

Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia. (Ams 14:31 TB LAI).

Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu. (Ams 19: 17 TB LAI).

Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong. (Ams 19:22 TB LAI).

Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN. (Ams 22: 2 TB LAI).

Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia mernbagi rezekinya dengan si miskin. (Ams 22:9 TB LAI).

Amsal 22: 17-24:34 terdiri dari petunjuk-petunjuk pokok. Amsal ini ditujukan untuk seorang anak, walaupun sering diterapkan kepada orang yang berdosa. Adapun beberapa bagian yang berbicara tentang orang miskin adalah “Amsal 22:22 dan 23:21”[39] termasuk di dalamnnya. Tetapi Amsal 22:22 cukup mewakili gambaran providensi Allah atas orang miskin, demikian:

Janganlah merampasi orang lemah, karena ia lemah, dan janganlah menginjak-injak orang yang berkesusahan di pintu gerbang. Ams 22: 22

Amsal 25-29 terdiri dari amsal-amsal yang dikumpulkan oleh pegawai-pegawai Hizkia. Tekanan pada pertanian menunjukkan bahwa maksud-maksud petunjuk­petunjuk ini lebih ditujukan kepada hal-hal ekonomi dari pada etika; di mana para petani merasa tertarik pada kehidupan yang mewah dan penuh kejahatan di kota-kota, dan terancam bahaya kesombongan, makanan yang berlimpah, dan kemalasan yang luar biasa. Adapun beberapa bagian yang berbicara tentang orang miskin adalah “Amsal 28:3,6,8,11,27 dan 29:7,13,14”[40] termasuk di dalamnnya. Tetapi Amsal 28:8,27 cukup mewakili gambaran providensi Allah atas orang miskin, demikian:

Orang yang memperbanyak hartanya dengan riba dan bunga uang, mengumpulkan itu untuk orang-orang yang mempunyai belas kasihan kepada orang-orang lemah. (Ams 28:8 TB LAI).

Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki. (Ams 28:27 TB LAI).

Amsal 30-31 terdiri dari doa dan ajaran Agur kepada Itiel dan Ukhal, serta Firman Allah yang diajarkan kepada Raja Lemuel (sangat mungkin Lemuel adalah Salomo) oleh ibunya. Adapun beberapa bagian yang berbicara tentang orang miskin adalah “Amsal 30:9,14 dan 31:9,20”[41] termasuk di dalamnya. Tetapi Amsal 30:9 dan 31 :20 cukup mewakili gambaran providensi Allah atas orang miskin, demikian:

Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri. dan mencemarkan nama Allahku. (Ams 30:9 TB LAI).

Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas. mengulurkan tangannya kepada yang miskin. (Ams 31 :20 TB LAI).

SUMBER: Providensi Allah Atas Orang Miskin Dalam Perjanjian Lama

Providensi Allah Atas Orang Miskin Dalam Perjanjian Lama