BAGAIMANA BERSIKAP SEBAGAI ORANG KRISTEN YANG DEWASA?
Menghadapi “demam” kasus Jokowi sebagai pusat kontroversi antara yang pro dan kontra, dari perspektif alkitabiah dan teologis memerlukan pendekatan yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman Kristen, seperti kasih, hikmat, dan keadilan. Berikut adalah langkah-langkah dan sikap yang dapat diambil berdasarkan ajaran Alkitab dan teologi Kristen:
- Mencari Hikmat dan Damai (Yakobus 1:5; Roma 12:18)
Alkitab mendorong umat percaya untuk mencari hikmat dari Allah dalam menghadapi situasi kontroversial.
- Yakobus 1:5: “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah… dan hikmat itu akan diberikan kepadanya.”
- Roma 12:18: “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang.”
Sikap:
- Berdoa untuk mendapatkan hikmat dalam merespons isu ini.
- Mengutamakan perdamaian dengan tidak terjebak dalam debat yang menimbulkan permusuhan.
- Kasih sebagai Dasar Tindakan (1 Korintus 13:1-13)
Kasih adalah inti dari iman Kristen. Dalam situasi kontroversial, kita dipanggil untuk bertindak dengan kasih, baik kepada pendukung maupun pengkritik Jokowi.
- 1 Korintus 13:4-7: “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati… tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.”
Sikap:
- Menghindari kebencian atau penghinaan terhadap pihak manapun.
- Menyampaikan pendapat dengan kasih dan pengertian, bukan dengan emosi yang memecah belah.
- Menghindari Fitnah dan Perkataan Sia-Sia (Efesus 4:29; Amsal 6:16-19)
Alkitab mengingatkan umat percaya untuk berhati-hati dengan perkataan yang keluar dari mulut kita.
- Efesus 4:29: “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun.”
- Amsal 6:16-19 menyebut “saksi dusta” dan “penabur fitnah” sebagai hal yang dibenci Tuhan.
Sikap:
- Tidak menyebarkan berita palsu atau fitnah tentang Jokowi maupun pihak lain.
- Menjadi penengah yang mempromosikan kebenaran dan membangun dialog sehat.
- Mengutamakan Keadilan dan Kebenaran (Mikha 6:8; Yesaya 1:17)
Alkitab memerintahkan umat percaya untuk mencintai keadilan dan memperjuangkan kebenaran.
- Mikha 6:8: “Yang dituntut Tuhan daripadamu: berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah.”
- Yesaya 1:17: “Belajarlah berbuat baik, usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam.”
Sikap:
- Mengevaluasi situasi dengan objektif, tanpa bias atau kepentingan pribadi.
- Menjadi saksi yang benar dalam menilai kebijakan atau tindakan, tanpa memihak secara buta.
- Menghindari Penyembahan Figur (Yeremia 17:5; Mazmur 146:3)
Alkitab melarang kita untuk menaruh kepercayaan mutlak pada manusia atau mengidolakan tokoh tertentu.
- Yeremia 17:5: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri.”
- Mazmur 146:3: “Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan.”
Sikap:
- Tidak menjadikan Jokowi (atau tokoh lain) sebagai pusat iman atau penyelamat.
- Mengingat bahwa hanya Allah yang memegang kendali atas sejarah dan masa depan bangsa.
- Bersikap Rendah Hati dan Siap Mendengarkan (Yakobus 1:19; Filipi 2:3-4)
Dalam menghadapi kontroversi, penting untuk mendengarkan perspektif lain dengan hati yang terbuka dan rendah hati.
- Yakobus 1:19: “Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.”
- Filipi 2:3-4: “Janganlah kamu melakukan sesuatu karena kepentingan atau kesombongan belaka… Hendaklah kamu masing-masing, tidak hanya memperhatikan kepentingan sendiri, tetapi juga kepentingan orang lain.”
Sikap:
- Memberikan ruang bagi dialog yang konstruktif.
- Tidak menganggap pendapat sendiri paling benar, tetapi mencari kebenaran bersama.
- Berdoa bagi Pemimpin dan Bangsa (1 Timotius 2:1-2)
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mendoakan para pemimpin, termasuk Jokowi sebagai mantan presiden, dan pemerintah baru di bawah Presiden Prabowo.
- 1 Timotius 2:1-2: “Naikkanlah permohonan, doa syafaat, dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam kesalehan dan kehormatan.”
Sikap:
- Berdoa untuk Jokowi agar ia dapat menjalani masa pasca-kepemimpinannya dengan baik.
- Berdoa bagi pemerintah baru agar diberikan hikmat dan kemampuan untuk membawa bangsa ke arah yang lebih baik.
Kesimpulan
Dari perspektif alkitabiah dan teologis, menghadapi kontroversi terkait Jokowi memerlukan sikap yang berlandaskan kasih, hikmat, dan keadilan. Fokuskan perhatian pada:
- Membangun dialog yang damai dan menghindari pertikaian yang tidak perlu.
- Bersikap objektif dan adil, tanpa memihak secara buta atau menyebarkan fitnah.
- Mengutamakan doa dan kepercayaan kepada Allah, sebagai penguasa sejarah dan sumber kedamaian.
Dengan demikian, respons kita tidak hanya menjadi berkat bagi sesama, tetapi juga memuliakan Allah di tengah situasi kontroversial.