FIRMAN ITU TELAH MENJADI MANUSIA
Yohanes 1:14
1.Tempat kediaman Ratu Inggris di musim dingin adalah Balmoral Castle di Scotlandia. Ketika Ratu Victoria ada di sana ia kadang-kadang berjalan-jalan di luar benteng kastil/istana dengan mengenakan pakaian usang. Pengawalnya John Brown mengikutinya. Ketika ia turun ke jalan ia menghampiri sekawanan domba gembalaan yang digembalakan oleh seorang anak laki-laki. Ia meneriaki dia, “Menyingkirlah, kamu wanita tua yang dungu.” Sang Ratu tersenyum, dan tidak mengatakan suatu apapun. Beberapa saat kemudian pengawalnya menghampiri anak laki-laki itu dan membentaknya, “Diam, itu adalah sang Ratu.” “Ya,” kata anak laki-kali itu, “wanita berpakaian seperti itu adalah seorang ratu?”
Itulah cara Yesus merendahkan diri. Filipi 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, Fil.2:7 melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia.
2.“Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya” (Yohanes 1:10). Kristus adalah Firman Allah yang berinkarnasi.
Mari kita memperhatikan ayat kita, kita lihat, bahwa Ia bukan hanya Firman yang kekal, namun Ia juga menjadi Firman yang berinkarnasi. Firman yang “berinkarnasi” artinya “yang menjelma menjadi manusia. Benar, bahwa kata “inkarnasi” tidak nampak dalam Alkitab, namun deskripsi tentang inkarnasi ini berulangkali terlihat dalam Kitab Suci. Kata “inkarnasi” digunakan oleh para sarjana Alkitab untuk menjelaskan maksud dari ayat kita ini, yang mengatakan, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita”
(Yohanes 1:14).
3.Terjemahan yang lebih akurat : Firman itu telah menjadi daging (The word become flesh)
Ini adalah kata yang memang dipakai dalam bahasa aslinya: daging, bukan manusia.. Kemungkinan besar karena Yohanes menghadapi pengajaran-pengajaran yang salah pada saat itu yang salah satunya adalah pengajaran yang disebut doketisme yang mengajarkan ketika Yesus datang ke dalam dunia, Dia tidak betul-betul menjadi daging; karena ada latar belakang Filsafat Yunani yang berpendapat bahwa : daging, tubuh ini dianggap jahat, tubuh adalah penjara jiwa. Dalam pemikiran ini maka bagaimana mungkin Allah yang suci, Allah yang mulia, Allah yang agung, Allah yang adalah roh itu sendiri bisa datang ke dalam dunia di dalam daging? Ini sesuatu yang tidak mungkin. Doketisme menyatakan ketika Yesus Kristus datang ke dalam dunia, Dia tidak betul-betul berdaging, tidak betul-betul menjadi manusia; Dia itu hanya kelihatannya seperti manusia.
4.Yohanes sengaja memakai kata “Firman itu telah menjadi daging” untuk menegaskan bahwa benar Yesus telah menjadi daging, Allah yang kudus telah menjadi manusia yang telah jatuh dalam dosa walaupun Ia sendiri tidak berdosa dan kejadiannya bukan hasil perkawinan manusia. Allah yang kudus berdiam dalam daging yang telah jatuh dalam dosa untuk menyelamatkan daging tadi dengan menerima hukuman dosa disalib walaupun Ia menjalani hidup yang baik dan sempurna.
5. Arthur W. Pink berkata, Yang tidak terbatas menjadi terbatas. Yang tidak kelihatan menjadi kelihatan, Yang transenden menjadi imanen. Yang jauh menjadi [dekat]. Yang melampaui pencapaian pikiran manusia menjadi dapat [dilihat]… “Firman itu telah menjadi manusia.” Ia menjadi apa yang sebelumnya bukan. Ia tidak kehilangan esensinya sebagai Allah, namun Ia menjadi manusia (Arthur W. Pink, Exposition of the Gospel of John,Zondervan, 1971, hal. 32).
6.Semua nabi memiliki Firman, dapat menyampaikan Firman tetapi bukan Firman itu sendiri, sedangkan Yesus itu adalah Firman. Karena Yesus adalah Firman, maka setiap kali ia berbicara, ada otoritas Allah.
Agama lain : Firman diturunkan, diterima oleh Nabinya dan kemudian disebarkan.
Agama Kristen: Firman disampaikan melalui nabi nabi tetapi pada akhirnya Firman itu datang dengan perantaraan AnakNya (Iberani 1:1,2), dimana Dia adalah Firman yang menjadi manusia.
7.Berhadapan dengan Yesus kita berhadapan sendiri dengan Allah yang mau berfirman kepada kita. Jadi Dia bukan sekedar nabi atau guru, tetapi Allah sendiri sehingga dengan demikian sikap memuliakan Dia dinantikan bukan saja dengan kata tetapi juga dengan perbuatan. Dan mau mempersembahkan segenap hidup kita bagiNya Karena Dia sendiri telah terlebih dulu berkorban bagi kita. Datang kedunia ini dan mati di kayu salib untuk keselamatan kita.
LAGU FIRMAN MENJADI MANUSIA