HIDUP DENGAN ORIENTASI SORGA


HIDUP DENGAN ORIENTASI SORGA
Kol 3:1-4

1.Setelah menjelaskan hak-hak istimewa yang kita peroleh melalui Kristus dalam bagian sebelumnya dari surat ini, dan bagaimana kita dilepaskan dari kuk upacara hukum Taurat, di bagian ini Rasul Paulus menekankan tugas kita kepada kita, sebagai akibat dari semuanya itu. Meskipun kita telah dibebaskan dari kewajiban upacara hukum Taurat, itu bukan berarti kita boleh hidup sekehendak hati. Kita harus berjalan semakin dekat lagi dengan Allah di dalam setiap bentuk ketaatan terhadap Injil.

2.Paulus memulai dengan menasihati supaya jemaat di Kolose mengarahkan hati ke sorga, dan menjauhkan hati mereka dari dunia ini. Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus. Bahwa kita telah dibangkitkan bersama dengan Kristus, itu merupakan hak istimewa bagi kita. Maksudnya, kita memperoleh keuntungan dari kebangkitan Kristus, dan melalui persatuan dan persekutuan kita dengan Dia, kita dibenarkan dan dikuduskan, dan juga akan dimuliakan. Dari sini, Paulus menyimpulkan bahwa kita harus mencari perkara yang di atas. Kita harus lebih memikirkan hal-hal yang ada di sorga daripada hal-hal di dalam dunia ini. Kita mesti menjadikan sorga sebagai sasaran dan tujuan kita. Kita juga harus mencari perkenanan dari Allah yang ada di sorga, memelihara persekutuan kita dengan Dunia Atas melalui iman, pengharapan, dan kasih kudus.

3.Pada tahun 30 M, eksistensi zaman lama (manusia lama) telah meninggal, disalibkan bersama dengan Kristus (bdg. II Kor. 5:14; Gal. 2:20). Kenyataan ini mengharuskan orang Kristen untuk carilah (di dalam perangkat kehendaknya) dan pikirkanlah (phroneite, di dalam perangkat pikirannya) kenyataan zaman baru (realita hidup baru) di atas (Rm. 12:1, 2).
“Di atas” dan “di bawah” (atau di bumi) dalam tulisan-tulisan Paulus dan Yohanes tidak khusus menunjukkan perbedaan ruang, sekalipun modus ungkapan ini tentu tercakup dalam acuan kepada Kristus dan kepada surga. Istilah-istilah ini menunjukkan perbedaan penting dalam hubungan temporal – zaman lama dan zaman baru.

4.Di dalam tahun 30 M zaman baru menerobos masuk ke dalam sejarah melalui kebangkitan Kristus. Tetapi Kristus, yang di dalam diri-Nya zaman orde baru itu sekarang berada, ada di atas, sedangkan dunia tetap tercengkeram maut zaman lama. Orang-orang Kristen saat ini berada di “atas,” yaitu, dalam zaman baru, hanya “di dalam Kristus” dan melalui tinggalnya Roh Kudus di dalam dirinya. Tetapi eksistensi bersama mereka dalam Kristus juga berlaku bagi eksistensi pribadi mereka.
Kewargaan seorang Kristen adalah di “Yerusalem surgawi” (Gal. 4:26), dan hal ini mengharuskan dia untuk terus mengubah pikiran dan kehendaknya sehingga sesuai dengan kenyataan tersebut. Ketaatan kepada ritual, upacara atau “kekuatan penengah” dari zaman lama merupakan suatu penyangkalan terhadap kehidupan yang sudah dibangkitkan bersama Kristus.

5.Mengingat itu bahwa kewajiban kita adalah ( ay. 2). Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Perhatikan, mencari perkara-perkara sorgawi berarti selalu memikirkan atau mengarahkan hati kepada perkara-perkara tersebut, mencintainya dan membiarkan supaya segala keinginan kita tertuju pada semua perkara itu. Dengan sayap pikiran seperti ini, hati melayang ke atas, dan dibawa menuju ke hal-hal yang rohani dan ilahi. Kita harus membiasakan diri dengan perkara-perkara yang di atas, menghargainya lebih dari semua hal yang lain, dan mempersiapkan diri kita untuk menikmatinya. Di sini, perkara-perkara yang di bumi dipertentangkan dengan perkara-perkara yang di atas. Kita tidak boleh menyukai perkara-perkara yang di bumi, ataupun berharap terlalu banyak darinya, agar dengan begitu kita dapat memikirkan sorga. Ini dikarenakan bahwa sorga dan bumi saling bertolak belakang, dan menunjukkan penghargaan tertinggi kepada kedua-duanya adalah hal yang tidak masuk akal. Besarnya pikiran kita terhadap yang satu akan melemahkan dan mematikan hati kita terhadap yang lain dengan kekuatan yang sama pula.

6.Pada saat kedatangan Kristus yang kedua kalinya, kita memiliki pengharapan bahwa sukacita kita akan disempurnakan. Jika sekarang kita menjalani kehidupan Kristen yang murni dan taat, maka apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan (ay. 4). Ia akan datang untuk dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya (2Tes. 1:10). Dan merupakan kemuliaan juga bagi umat-Nya saat itu, ketika hidup bersama Dia selama-lamanya.

SUMBER :
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=51&chapter=3&verse=1