Mikha 1:1-16
PASAL 1:1-7 PEMBERITAHUAN HUKUMAN ATAS SAMARIA
Pasal 1:1 berbicara tentang pendahuluan kitab dan panggilan nabi Mikha. Kemudian dalam ayat 2 disitu ada ungkapan Hai Bangsa-bangsa sekalian! Ungkapan ini mempunyai arti, bahwa tindakan Allah terhadap Israel mempunyai sebuah hubungan yang penting juga dengan nasib semua bangsa-bangsa disekitarnya. Informasi Allah ini datang dari Bait-Nya yang kudus (Ams 1:2) sebagai satu-satunya tempat perjumpaan yang sah bagi Allah dan manusia, disanalah terdapat mesbah untuk korban pendamaian yang bersifat mengantikan orang berdosa. Pernyataan dalam PL ini adalah bersifat tunggal dan yang ditunjukan disini kepada seluruh Allah semesta.
Ayat 3-7 menjelaskan tentang kemusnahan Samaria dan Yehuda yang menjadi pusat penyembahan berhala. Ketika Tuhan ALLAH keluar dari Tempatnya yang kudus-Nya, maka akan terjadi kemusnahan yang ditimbulkan oleh bencana alam seperti letusan gunung merapi, gempa bumi, dan banjir karena hujan lebat sehingga menghancurkan gunung-gunung tempat mereka dirikan penyembahan berhala dan gunung-gunung itu terbelah dan hancur. Malapetaka itu memperingatkan bahwa penghakiman Tuhan akan jatuh atas Israel dan Yehuda. Alam saja gentar menghadapi Dia , masakan manusia tidak takut terhadap Tuhan yang melihat semua kejahatan mereka? Apa dakwaan Tuhan terhadap Israel? Pemberontakan melawan Allah yang mahakuasa! Sementara Yerusalem telah menjadi tempat penyembahan berhala dan bukan tempat beribadah. Kehancuran Yerusalem masih ditunda tetapi kehancuran Samaria sudah dekat waktunya (722 SM).
Tentara-tentara Asyur akan menghancurkan berhala-berhala mereka dan merusak semua harta benda untuk pemujaan dewa-dewanya dan patung-patung nazar yang ada di kuil-kuil allah mereka ( inilah yang disebut upah sundal dari kekasih-kekasih yang palsu, yaitu allah bangsa-bangsa ). Kemudian segala harta mereka dimusnahkan oleh musuh.
AYAT 8-16 NABI MERATAPI NASIB YEHUDA DAN YERUSALEM
Ratapan ini dipertegas dengan keadaan sekarat yang dialami Yehuda, yang meniru dosa Samaria dan karenannya harus menderita hukuman yang sama. Beberapa pokok Teologi yang muncul disini, yaitu :
1. Haruskah Allah menjatuhkan hukuman yang begitu berat, seperti penyerbuan militer, dengan perampasan, perkosaan, pembakaran dan pembuangan? Sementara itu tidak ada jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan-pertanyaan ini, yang pada akhirnya sebagai misteri Iman, ada beberapa kata kunci (Pkh 12:11) yang dapat dipakai sebagai tempat berpijak bagi refleksi kita. Pertama penyerbuan militer sebagai malapetaka yang turun dari Tuhan. (Ay 12), sebagai akibat dari kehendak Allah untuk mengerjakan karya keselamatan untuk kita ditengah-tengah sejarah umat manusia. Disni kehadiran Allah dapat berfungsi secara diam-diam melalui proses dimana kita terlambat untuk berpikir dan mengambil keputusan. Namun demikian hal ini dapat berfungsi dalam bentuk lain yang lebih keras dari pada reaksi manusia. Jika pemberian Allah itu mengatasi manusia, sekalipun dilaksanakan dalam tahap manusiawi, perjuangannya juga berubah menjadi sesuatu yang mengatasi kondisi manusia seperti kita saksikan dalam peristiwa salib Yesus.
2. Aku berjalan dan tidak berkasut dan telanjang (ay 8) Mikha meniru nabi yang dari Yerusalem yang sekitar tahun 713 SM berjalan dengan telanjang dan tidak berkasut sebagai tanda (Yes 20:2-3) mengapa orang bersalah harus menderita, mengapa orang fasik harus menderita? (Hab 1:13), meskipun mereka harus lebih benar dari pada pemenang mereka?. Kehadiran orang tak bersalah dalam hal ini adalah Nabi Mikha dan desa-desa kecil dalam perjalanan pasukan Asyur memberikan satu-satunya harapan untuk sampai kepada kedamaian dan martabat manusiawi seperti dikehendaki Allah.
Di Gat janganlah sekali-kali sampaikan berita, jangan sekali-kali menangis (ay 10). Gad adalah salah satu kota yang ada di filistin terletak dekat dengan Yehuda dan mereka cenderung bergimbira ketika malapetaka menimpa bangsa Ibrani, karena bangsa Ibrani adalah salah satu musuh terbesar mereka. Oleh karena itu Mikha memerinthkan bangsa Yehuda untuk tidak menangis keras-keras jika malapetaka menimpa mereka, tetapi harus berdiam diam selama-mungkin.
RENUNGAN
HIDUPLAH KUDUS -Mikha 1:1-16
Banyak orang berbuat dosa tanpa merasa bersalah. Mereka mengabaikan fakta bahwa Tuhan ada dan melihat tindakan mereka.
Orang Israel dan orang Yehuda melakukan dosa tanpa takut. Seolah Tuhan tidak ada dan hukum Tuhan tak pernah mereka dengar. Maka datanglah nabi Mikha untuk menyuarakan kemarahan Tuhan (ayat 2). Ia memperingatkan bahwa penghakiman Tuhan akan jatuh atas Israel dan Yehuda. Alam saja gentar menghadapi Dia (ayat 4), masakan manusia tidak takut terhadap Tuhan yang melihat semua kejahatan mereka?
Apa dakwaan Tuhan terhadap Israel? Pemberontakan melawan Allah yang mahakuasa! Sementara Yerusalem telah menjadi tempat penyembahan berhala dan bukan tempat beribadah (ayat 5). Sebab itu Tuhan akan menghukum mereka (ayat 6)! Mendengar itu, Mikha berseru agar mereka bertobat (ayat 10-16): kembali taat dan beribadah kepada Allah. Namun umat tidak mau mendengar dia. Ia meminta agar mereka melakukan keadilan sosial, dengan memperhatikan orang-orang yang membutuhkan pertolongan, tetapi mereka menolak! Mikha jadi berduka (ayat 7-8). Ia meratapi dosa umat dan penghakiman Allah yang akan jatuh atas kedua bangsa itu.
Allah memerhatikan kita sama seperti Ia memerhatikan Israel. Maka sebagai umat, kita harus memelihara kekudusan hidup. Ia memandang serius segala sikap dan tindakan dosa, atau perlawanan terhadap kebenaran-Nya. Ia marah bila kita mengandalkan sesuatu selain Dia, memprioritaskan hubungan lain dan mengabaikan hubungan dengan Dia, atau mengutamakan ambisi ketimbang memerhatikan kehendak-Nya. Apapun bentuknya, semua bentuk penyangkalan atas Ketuhanan Yesus di dalam hidup kita, akan membangkitkan murka-Nya. Hari ini kita dipanggil untuk bertobat dari segala bentuk pengabaian keberadaan Tuhan dalam hidup kita. Ketika kita mengenali keberadaan dosa di dalam diri kita, tetapi kita menolak untuk membereskannya, maka penghakiman Allah niscaya akan jatuh atas kita.
SUMBER :
http://stephenjois.blogspot.co.nz/2014/02/tafsiran-kitab-mikha-pasal-1-7-oleh.html
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=33&chapter=1&verse=1