ILMU KOGNITIF: ATENSI DAN FOKUS (ROMA 12:2)

### A.Atensi dalam Ilmu Kognitif

**Atensi** atau perhatian adalah salah satu fungsi kognitif utama yang memungkinkan kita untuk memusatkan sumber daya mental kita pada informasi yang relevan dan penting, sementara mengabaikan atau menyaring informasi yang tidak relevan atau mengganggu. Di dalam otak, atensi berfungsi untuk mengelola arus besar informasi yang datang dari lingkungan sehingga kita dapat memproses hanya sebagian kecil yang dianggap penting.

Roma 12:2 berbicara tentang tidak menjadi serupa dengan dunia, yang dapat diinterpretasikan sebagai ajakan untuk **mengalihkan perhatian dari hal-hal duniawi** yang mengganggu atau tidak sejalan dengan kehendak Allah. Mengalihkan perhatian ini memerlukan **pengelolaan atensi** yang baik.

### B.Proses Seleksi Informasi dan Filter Atensi

Dalam konteks atensi, otak memiliki mekanisme yang disebut **seleksi informasi**, di mana ia memutuskan mana informasi yang akan diproses lebih dalam dan mana yang akan diabaikan. Ini sering disebut sebagai **filter atensi**. Misalnya, ketika kita berada di tempat yang ramai, otak kita secara otomatis menyaring suara-suara yang tidak penting dan hanya fokus pada percakapan yang kita anggap relevan.

***Secara spiritual, Roma 12:2 mengajak kita untuk menggunakan **filter atensi** ini pada tingkat kognitif dan rohani. Kita diminta untuk menyeleksi informasi duniawi yang mungkin bersifat merusak atau menjauhkan kita dari kehendak Allah, dan sebaliknya, memusatkan perhatian pada apa yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai Kristiani. Dalam hal ini, kita berusaha **memperbarui budi** dengan memperkuat perhatian pada **kehendak Allah** dan memfilter godaan atau gangguan dari dunia.

### C.Beban Kognitif dan Pembaharuan Pikiran

Setiap hari, kita dibombardir dengan ribuan pesan—baik dari media sosial, lingkungan, ataupun dari dalam diri kita sendiri. Otak memiliki kapasitas terbatas untuk memproses semua informasi ini, yang disebut **beban kognitif**. Ketika kita terpapar terlalu banyak informasi yang tidak relevan atau negatif, beban kognitif kita meningkat, yang dapat menyebabkan kelelahan mental, kesulitan dalam membuat keputusan yang baik, dan bahkan **disorientasi moral**.

Roma 12:2 memberi panduan untuk mengurangi **beban kognitif** ini dengan **memperbaharui pikiran** dan **fokus pada kehendak Allah**. Dalam konteks ilmu kognitif, pembaruan budi dapat dipahami sebagai upaya untuk menata ulang fokus mental kita, mengurangi informasi yang tidak relevan, dan membatasi paparan terhadap hal-hal yang bisa mengganggu pertumbuhan spiritual dan mental kita.

### D.Teori Filter Atensi: Model Broadbent dan Treisman

Dua teori utama tentang bagaimana otak menyaring informasi yang masuk adalah **Model Filter Broadbent** dan **Model Attenuation Treisman**. Kedua model ini memberikan wawasan tentang bagaimana kita dapat menerapkan “pembaharuan pikiran” menurut Roma 12:2:

  1. **Model Filter Broadbent (1958)** mengemukakan bahwa otak kita berfungsi seperti filter yang hanya membiarkan informasi tertentu masuk ke tingkat pemrosesan yang lebih lanjut, sementara informasi yang tidak relevan atau tidak penting diabaikan. Dalam konteks ayat ini, kita dapat melatih diri untuk **secara sadar menyaring** hal-hal duniawi yang mengganggu dan membatasi perhatian kita hanya pada hal-hal yang membantu kita memahami kehendak Allah.
  2. **Model Attenuation Treisman (1964)** menyatakan bahwa informasi yang tidak penting tidak sepenuhnya diabaikan, melainkan hanya “diperlemah” (attenuated). Dalam artian spiritual, mungkin kita tidak bisa sepenuhnya menghilangkan semua gangguan dari dunia ini, tetapi kita dapat memperlemah pengaruh mereka dengan **memusatkan perhatian** pada nilai-nilai rohani dan kehendak Allah, sehingga hal-hal duniawi tidak lagi memiliki daya tarik yang kuat.

### E.Pengendalian Atensi: Top-Down vs Bottom-Up Processing

Dalam ilmu kognitif, **pengendalian atensi** dapat dibagi menjadi dua jenis proses:

  1. **Top-Down Processing**: Ini adalah proses yang **didorong oleh tujuan** dan didasarkan pada niat atau perhatian yang disengaja. Dalam top-down processing, kita **secara aktif memilih** untuk memusatkan perhatian pada hal-hal tertentu, seperti berdoa, membaca Alkitab, atau memikirkan kehendak Allah. Roma 12:2 menyarankan bentuk atensi ini, di mana kita secara aktif memusatkan pikiran kita pada hal-hal yang mendekatkan kita kepada Allah.
  2. **Bottom-Up Processing**: Ini adalah proses atensi yang **dipicu oleh rangsangan dari luar**, seperti iklan, media sosial, atau godaan yang menarik perhatian kita tanpa kita sadari. Bottom-up processing sering membuat kita lebih rentan terhadap pengaruh duniawi yang mengganggu, seperti hal-hal yang ditekankan dalam Roma 12:2.

***Pembaharuan budi yang dibicarakan dalam ayat ini mengarah pada **pengendalian top-down** yang lebih kuat, di mana kita dengan sengaja memilih fokus kita, daripada dikuasai oleh rangsangan eksternal.

### F.Mindfulness dan Kesadaran Atensi

**Mindfulness** adalah konsep dalam psikologi dan ilmu kognitif yang melibatkan kesadaran penuh akan momen saat ini dan kemampuan untuk fokus pada hal-hal yang relevan dengan cara yang disengaja. Dalam konteks Roma 12:2, mindfulness spiritual berarti **menyadari godaan atau gangguan duniawi**, tetapi dengan sengaja memilih untuk mengarahkan perhatian kita kepada kehendak Allah.

Latihan **mindfulness spiritual** dapat membantu kita mempraktikkan apa yang disarankan dalam ayat ini: memperbaharui pikiran kita setiap hari dengan memperhatikan apa yang penting secara rohani dan menolak untuk terjebak dalam hal-hal duniawi yang dapat mengganggu perjalanan iman kita.

### KESIMPULAN

Atensi dan fokus memainkan peran penting dalam cara kita menjalani kehidupan sehari-hari, baik dalam hal kognitif maupun spiritual. Roma 12:2 mengajak kita untuk **melatih atensi kita** dengan memilih untuk tidak terpengaruh oleh dunia, melainkan memperbaharui pikiran kita agar dapat fokus pada kehendak Allah. Dari perspektif ilmu kognitif, ini berarti melatih kemampuan **seleksi informasi** dan **pengendalian atensi** sehingga kita dapat menghindari beban kognitif yang tidak perlu dan mengarahkan fokus kita pada hal-hal yang benar, baik, dan sempurna menurut kehendak Allah.