Rasul Paulus menasihati jemaat Kolose untuk mematikan dosa, yang menjadi penghalang besar untuk mencari perkara-perkara yang di atas. Karena merupakan kewajiban kita untuk mengarahkan hati kepada perkara-perkara sorgawi, maka sudah menjadi kewajiban kita pulalah untuk mematikan dalam diri kita segala sesuatu yang duniawi, yang biasanya mencondongkan hati kita pada perkara-perkara yang di dunia. “Matikanlah mereka, yaitu, taklukkanlah kebiasaan-kebiasaan pikiran yang jahat yang menguasai kamu ketika kamu masih belum percaya. Bunuhlah mereka, tindaslah mereka, seperti yang kamu lakukan terhadap ilalang atau hama yang menyebar dan membinasakan semua di sekitarnya.” Segala sesuatu dalam dirimu yang duniawi. Ini termasuk anggota tubuh, yang merupakan bagian dari diri kita di dunia, dan yang direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah (Mzm. 139:15), atau kegemaran yang bejat di dalam pikiran, yang mengarahkan kita kepada perkara-perkara duniawi, anggota-anggota tubuh maut (Rm. 7:24).
Paulus merincinya,
I. Nafsu-nafsu kedagingan, yang dahulu dikenal sangat menguasai mereka. Percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, berbagai perbuatan nafsu daging dan ketidakmurnian daging. Semua itu begitu mereka nikmati di dalam kehidupan mereka sebelumnya, dan begitu bertentangan dengan kehidupan sebagai orang Kristen dan pengharapan sorgawi.
II. Cinta akan dunia ini. Dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Yaitu, kasih yang tidak sepatutnya terhadap harta yang hanya sementara sifatnya dan kenikmatan lahiriah. Itu dimulai dengan menilainya terlalu tinggi, sehingga orang mengejarnya dengan nafsu berlebih, dan tidak dapat menggunakan serta menikmatinya sebagaimana mestinya, dan kemudian timbullah perasaan sangat takut dan kesedihan yang luar biasa apabila kehilangan itu semua. Perhatikan, keserakahan adalah penyembahan berhala secara rohaniah. Keserakahan berarti memberikan kasih dan penghargaan terhadap kekayaan duniawi, yang seharusnya hanya layak diberikan bagi Allah. Sikap seperti ini menjadikan keserakahan semakin jahat dan jauh lebih menjengkelkan bagi Allah, daripada yang biasa disangka orang. Selain itu, tampak jelas bahwa di antara segala contoh dosa yang pernah dilakukan oleh semua orang baik seperti yang tercatat di dalam firman (dan jarang sekali ada di antaranya yang tidak jatuh ke dalam dosa, kecuali beberapa orang saja, dalam suatu kesempatan dalam hidup mereka), tidak pernah di dalamnya tercatat ada orang baik yang berdosa dalam hal keserakahan. Paulus terus menunjukkan betapa pentingnya mematikan dosa (ay. 6-7).
Kita harus mematikan dosa-dosa ini, karena dosa-dosa tersebut sudah hidup di dalam diri kita. Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya (ay. 7). Perhatikan, merenungkan bahwa tadinya kita hidup di dalam dosa merupakan sebuah alasan yang baik mengapa sekarang kita harus meninggalkan dosa. Kita sudah melangkah di jalan yang sesat, dan karena itu janganlah kita berjalan di dalamnya lagi. Jikalau aku telah berbuat curang, maka aku tidak akan berbuat lagi (Ayb. 34:32). Telah cukup banyak waktu yang kita pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah, ketika kita berjalan di dalam hawa nafsu (1Ptr. 4:3). Ketika kamu hidup di antara orang-orang yang berbuat demikian (demikianlah beberapa orang menafsirkannya), berarti kamu hidup di dalam perbuatan-perbuatan yang jahat itu. Adalah sukar untuk tinggal di antara orang-orang yang melakukan pekerjaan gelap tanpa memiliki persekutuan dengan mereka, seperti halnya berjalan di dalam lumpur tanpa ternoda tanah. Marilah kita menjauh dari jalan orang jahat.
Full Life: Kol 3:5 – KESERAKAHAN, YANG SAMA DENGAN PENYEMBAHAN BERHALA.
Nas : Kol 3:5
Apakah penyembahan berhala itu ?
1) Yaitu, membiarkan hal-hal lain menjadi pusat dari keinginan, nilai, dan ketergantungan seorang sehingga tidak lagi bergantung dan beriman pada Allah sendiri (bd. Kel 20:3-6; Ul 7:25-26; Yes 40:18-23;)
Karena itulah keserakahan disebut penyembahan berhala.
2) Penyembahan berhala dapat meliputi hal mengaku setia kepada Allah dan Firman-Nya sedangkan pada saat yang sama memberikan kesetiaan yang setara atau yang lebih besar kepada orang-orang, lembaga, tradisi, atau penguasa di bumi ini. Tidak sesuatu pun boleh lebih diutamakan daripada hubungan yang setia kepada Allah dan Firman-Nya seperti yang dinyatakan di dalam Alkitab (Rom 1:22-23; Ef 5:5).
Jerusalem: Kol 3:5 – matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi
Harafiah: matikanlah anggota-anggotamu yang ada di bumi. Di tingkat mistik dan di tingkat persatuan dengan Kristus sorgawi kematian dan kebangkitan orang Kristen pada pokoknya sudah terjadi ketika dibaptis, bdk Kol 2:12 dst Kol 2:20; 3;1-4; Rom 6:4+; tetapi di tingkat dunia lama tempat orang Kristen tetap hidup juga kematian dan kebangkitan itu harus diwujudkan secara lambat-laun dan berangsur-angsur. Meskipun pada pokoknya sudah mati, namun orang Kristen dalam kenyataan masih tetap harus mati dengan hari demi hari “mematikan” “manusia lama” yang berdosa, yang tetap hidup juga di dalam orang Kristen.
SUMBER :
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=51&chapter=3&verse=5