MENAMPAKKAN HIDUP BARU
KOLOSE 3:8-11
1.Kebenaran Injil memperkenalkan suatu perubahan hidup. Perubahan akan tampak dalam hidup sehari hari. Contoh contoh praktis dipaparkan disini. Amarah dan geram sudah buruk, tetapi kejahatan lebih buruk lagi, karena akarnya lebih dalam dan dilakukan dengan sengaja. Kejahatan adalah suatu amarah yang memuncak dan ditindaklanjuti. Selain itu, sebagaimana keyakinan-keyakinan bejat di dalam hati harus dipangkas, maka begitu juga dengan buah yang dihasilkannya melalui lidah. Contohnya yaitu fitnah, yang agaknya lebih dimaksudkan berbicara buruk tentang manusia daripada tentang Allah, berkata-kata jahat kepada mereka, atau menimbulkan pembicaraan-pembicaraan yang buruk tentang mereka, dan mencemari nama baik mereka dengan cara-cara licik yang jahat.
2.Kata-kata kotor, yaitu, segala percakapan yang kotor dan kasar, yang berasal dari pikiran cemar di dalam diri orang yang mengatakannya, dan menimbulkan pencemaran yang sama pada diri pendengarnya. Dan juga, dusta: Jangan lagi kamu saling mendustai (ay. 9), karena dusta bertentangan baik dengan hukum kebenaran maupun hukum kasih. Dusta itu tidak adil dan juga tidak baik, dan biasanya cenderung menghancurkan iman dan persahabatan di tengah umat manusia. Dusta menjadikan kita serupa dengan Iblis (yang adalah bapa segala dusta). Karena itulah, kita diperingatkan terhadap dosa ini dengan penjelasan umum ini: Karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru (ay. 10).
4.Dikatakan bahwa manusia baru terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar, karena orang yang tidak berpengetahuan tidak dapat menjadi orang yang baik. Tanpa pengetahuan, hati tidak dapat menjadi baik (Ams. 19:2). Anugerah Allah bekerja atas kehendak dan perasaan dengan memperbarui akal budi. Merupakan sebuah kehormatan bahwa kita diciptakan menurut gambar Allah. Namun, gambar itu rusak dan terhilang oleh karena dosa, dan diperbarui oleh anugerah yang menguduskan. Karena itu, jiwa yang diperbarui sama seperti keadaan awal Adam ketika ia diciptakan. Di dalam karya pengudusan yang merupakan sebuah hak istimewa, tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka (ay. 11). Sekarang sudah tidak ada lagi perbedaan yang timbul karena adanya perbedaan negara atau perbedaan keadaan dalam kehidupan.
5.Menjadi kudus merupakan tugas bagi orang yang satu dan juga bagi yang lain, seperti halnya menerima anugerah dari Allah untuk menjadi kudus adalah hak istimewa bagi orang yang satu sama seperti bagi yang lain. Kristus datang untuk merubuhkan semua tembok pemisah, supaya semua orang dapat berdiri sejajar di hadapan Allah, baik dalam hal tugas maupun hak istimewa. Dan karena alasan ini, yaitu karena Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Kristus adalah segala-galanya bagi seorang Kristen, satu-satunya Tuhan dan Juruselamatnya, dan segala pengharapan dan kebahagiaannya. Dan bagi orang-orang yang dikuduskan, baik yang satu maupun yang lain, dan siapa pun mereka di dalam hal yang lain, Dia adalah semua di dalam semua, Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Dia adalah semua di dalam segala sesuatu bagi mereka.
BUKAN ALTERNATIF TETAPI KUALITATIF
Kol 3:5-17
Hidup baru tidak boleh statis. Hidup Kristen harus ada pertumbuhan. Harus ada perubahan secara kualitatif dan bukan alternatif. Dalam bacaan ini Paulus memaparkan kehidupan lama dan kehidupan baru yang sungguh-sungguh kontras, tidak ada sifat dan perilaku yang dapat berjalan seiring, maka yang lama harus ditinggalkan dan yang baru menggantikannya. Bagaimana Paulus memaparkan aplikasi hidup kekristenan yang sesungguhnya menjadi cermin bagi Kristen?
Pertama, kehidupan lama berpusat pada diri sendiri dan bersifat duniawi, sedangkan kehidupan baru berpusat pada Kristus dan bersifat kasih. Dahulu hidup dikuasai hawa nafsu, materi, dan dosa hati – lidah (ayat 5, 8-9), namun kini seharusnya dikuasai kasih (ayat 14) yang memungkinkan Kristen menghasilkan buah roh.
Kedua, di dalam Kristus tidak ada lagi kesenjangan dan perbedaan (ayat 11): kebangsaan, agama, budaya, dan status sosial. Kristus telah menaklukkan segala keangkuhan manusia yang menjunjung hal-hal ini, karena di dalam Dia kita menyadari bahwa semua manusia memiliki ketidaklayakan yang sama.
Ketiga, panduan mengarungi kehidupan Kristen: dipenuhi belas kasihan (ayat 12), hati penuh pengampunan (ayat 13), kasih (ayat 14), damai sejahtera (ayat 15), firman-Nya menjadi pelita hidup sehingga hati berlimpah pujian dan syukur (ayat 16), dan aktivitas hidup yang berpusatkan Kristus (ayat 17). Apakah perubahan ini merupakan alternatif? Sesungguhnya tidak demikian, karena di dalam Dia kita dimotivasi dan dimampukan hidup sesuai panggilan hidup kita sebagai orang-orang pilihan yang dikuduskan dan dikasihi-Nya (ayat 12).
Renungkan: Benarkah selama ini kita menjadikan proses perubahan kehidupan kita sebagai Kristen hanya sekadar alternatif belaka? Refleksikan berdasarkan firman-Nya hari ini, maka Anda akan menemukan bagaimana seharusnya kehidupan kristen yang bertumbuh dan terus- menerus diperbaharui oleh-Nya.
SUMBER :
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=51&chapter=3&verse=8