KELUARGA YANG HARMONIS


KELUARGA HARMONIS
KOL. 3:18-25

Keluarga adalah organisasi tertua yang ada di dunia ini yang terdiri dari Suami, Istri, Anak dan Allah lah yang berinisiatif untuk membentuk keluarga tersebut. Allah memiliki tujuan dalam membentuk keluarga tentu saja untuk mendatangkan sukacita damai sejahtera kepada manusia itu sendiri dan keluarga menjadi “alat” untuk melaksanakan perintah Allah di dunia ini.

Kej.2:18, menyatakan bahwa Allah-lah inisiator penciptaan keluarga, “tidakbaik”… kalau manusia itu (Adam = manusia laki-laki) hidup sendiri saja kemudian Allah menciptakan perempuan (Hawa /Adamah = manusia perempuan) menjadi pendamping laki-laki itu, adam sangat bersukacita menyambut kehadiran Hawa dan mereka hidup dengan penuh sukacita/harmonis sebagai keluarga di taman eden.

Kolose 3:18-25, menyatakan perintah yang harus dilakukan oleh setiap anggota keluarga, Suami, Istri dan Anak-anak, bahkan budak-budak, menjalankan peran mereka dengan baik sehingga terjadi relasi dan komunikasi yang baik hal ini akan menimbulkan keharmonisan di tengah-tengah keluarga. Ay.18, Istri harus tunduk kepada suaminya, walaupun mungkin saja jabatan atau penghasilan istri lebih tinggi dari suami karena suami adalah pemimpin keluarga, ay.19. suami sebagai pemimpin harus mendasari kepemimpinannya dengan kasih dan kelemah lembutan. Ay.20-21. anak-anak juga harus patuh kepada orangtua karena orangtua adalah teladan keluarga, orang tua juga harus mendidik anak dengan kasih dan sabar ay.22. budak juga harus melakukan tugasnya dengan baik. Rasul Paulus mengingatkan bahwa pekerjaan yang kita lakukan itu bukan berorientasi kepada objek pekerjaan saya tetapi kita melakukannya dengan prinsip pelayanan kepada Allah dan Allah lah yang memberi upah kepada umat yang setia serta hukuman kepada orang yang melakukan dosa, karena semua sama dihadapan Allah.

Prinsip Hidup Keluarga :
a. Setiap anggota keluarga harus berpusat pada Kristus. Kristus sebagai kepala keluarga kita. Kalau kita perhatikan Kolose 3:18-25 jelaslah bahwa segala sesuatu harus melibatkan Tuhan. Oleh sebab itu apapun yang terjadi di dalam keluarga, yang pasti kita harus kembali kepada Tuhan.

b. Apa pun juga yang kita perbuat, perbuatlah dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Apapun yang kita perbuat, jangan hanyamemperhatikan kepentingan diri sendiri tetapi kita juga harus memperhatikan kepentingan orang lain. Karena itu apapun yang kita lakukan dalam keluarga, lakukan dengan segenap hati seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia.

c. Setiap anggota keluarga bukan menuntut tetapi memberi (melakukan) untuk anggota keluarga. Bila timbul persoalan, kita jangan menuntut supaya orang lain berbuat sesuai keinginan kita, tetapi alangkah baiknya kita melakukan sesuatu yang baik bagi orang lain. Keluarga Kristen sejati harus memiliki prinsip-prinsip sepertiini, dengan demikian baru kita dapatmembentuk sebuah keluarga yang sehat, berkualitas dan menjadi saksi bagi Kristus.. Kiranya Tuhan memberkati.

d. Banyak ancaman dan tantangan, perselisihan yang akan muncul dalam perjalanan hidup keluarga, hal ini adalah proses alamiah. Keluarga yang harmonis juga pernah mengalaminya, saling pengertian dan saling mengasihi menjadi kekuatan untuk menjaga keharmonisan keluarga. Tetapi ke-egoisan anggota keluarga dapat merusak keutuhan keluarga, keharmonisan keluarga.

SUMBER :
http://www.gbkp-kjb.org/index.php?option=com_content&view=article&id=1112:khotbah-kolose-318-25-minggu-13-november-2016&catid=51:khotbah-minggu&Itemid=132

Keluarga Kristen Sejati (Kol. 3:18-4:1)