MENGUBAH CARA PIKIR: ROMA 12:2

Mengubah Cara Kita Berpikir: Memahami Roma 12:2 dengan Ilmu Pikiran

Ayat penting dari Rasul Paulus, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu [pikiranmu]…” (Roma 12:2), adalah panggilan untuk perubahan yang sangat mendalam. Ini bukan sekadar perintah untuk berhenti berbuat dosa, tetapi perintah untuk mengubah cara kita berpikir.

Jika teologi Kristen memberi kita alasan mengapa kita harus berubah, maka Filsafat Pikiran (ilmu yang mempelajari bagaimana pikiran bekerja) membantu kita memahami bagaimana perubahan batin itu terjadi di dalam diri kita.

 

I.Pikiran Kita: Komputer dan Program Kognitif

1.Mari kita anggap pikiran kita seperti sebuah komputer yang sangat canggih.

2.”Dunia ini” (the pattern of this world) yang Paulus maksud dapat kita lihat sebagai Program Kognitif—yaitu, software mental yang otomatis kita serap dari lingkungan sejak kecil. Pola dunia adalah kumpulan nilai dan cara pandang (misalnya: “uang adalah segalanya,” atau “hanya yang kuat yang benar”) yang menjadi default (pengaturan bawaan) dalam hidup kita.

3.Ketika kita menyerupai dunia, itu artinya kita secara pasif menjalankan software mental yang rusak itu. Kita menjadi serupa dengan dunia ketika Intensionalitas kita—yaitu, kemampuan pikiran kita untuk fokus atau mengarahkan diri pada suatu hal—secara otomatis tertuju pada hal-hal duniawi. Misalnya, tanpa sadar kita selalu fokus pada ketakutan, kesombongan, atau ambisi yang tidak sehat.

 

II.Transformasi: Mengganti Properti Mental

1.Perintah untuk “berubahlah oleh pembaharuan budimu” berarti kita harus mengganti software dan sistem operasi kita.

2.Dalam debat ilmiah, ada yang disebut Dualis Properti. Artinya, meski otak kita itu fisik (seperti hardware), otak ini menghasilkan sifat-sifat mental yang tidak fisik. Sifat mental ini termasuk:

2.1.Keyakinan (apa yang kita anggap benar).

2.2.Qualia (pengalaman subjektif, seperti “rasa” bahagia, sedih, atau marah).

2.3.Kesadaran (kesadaran akan diri sendiri dan lingkungan).

3.Pembaharuan pikiran berarti mengubah sifat-sifat mental ini. Roh Kudus bekerja untuk mengubah cara kita memproses informasi (kognitif) dan perasaan kita (afektif), sehingga menghasilkan keyakinan baru dan perasaan moral yang sehat.

4.Pembaharuan ini mengubah Identitas Pribadi kita—yaitu, siapa kita yang sebenarnya. Diri (self) kita didefinisikan bukan hanya oleh kenangan, tetapi oleh pilihan kemauan dan karakter moral kita. Saat kita membaharui pikiran, kita sedang mengubah inti dari siapa kita, menjauh dari identitas yang ditentukan oleh “cetakan dunia” menuju identitas yang berpusat pada Kristus.

 

III.Peran Kehendak Bebas Kita

1.Transformasi ini bukanlah proses pasif; kita harus aktif terlibat. Ini memerlukan tindakan Kehendak Bebas (free will). Tuhan memberi kita anugerah, tetapi kita harus memilih untuk meresponsnya.

2.Pembaharuan pikiran adalah usaha yang terus-menerus untuk mengarahkan kembali fokus (Intensionalitas) kita. Ini adalah keputusan sadar untuk menggunakan akal budi yang diberikan Tuhan untuk menguji: “Apakah cara pikirku ini sesuai dengan kehendak Allah?”

3.Ketika kita memilih untuk membuang program kognitif dunia dan memasukkan firman Tuhan, kita memicu perubahan yang sangat dalam (Ontologis—perubahan pada hakikat diri kita). Pada akhirnya, Roma 12:2 adalah ajakan untuk memulihkan tujuan asli pikiran kita: menjadi cermin kebijaksanaan ilahi, bukan sekadar salinan dari pola dunia.