DEFINISI
Menurut Hoekma defenisi panggilan efektif adalah : tindakan Allah yang berdaulat melalui Roh Kudus-Nya dimana Dia memampukan pendengar panggilan Injil untuk meresponi panggilan-Nya dengan pertobatan, iman, dan ketaatan.[9]
PANGGILAN EFEKTIF DAN PEMILIHAN
1.Orang-orang yang dipanggil secara efektif adalah orang-orang pilihan. Mereka telah dipilih Allah sebelum dunia dijadikan (Ef. 1:4) untuk menjadi percaya dan hidup kudus dan tak bercacat dihadapan-Nya.
2.Hubungan antara panggilan efektif dan pemilihan menjadi jelas dalamMatius 22:14 “sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih”. Kita sudah melihat bahwa panggilan yang dimaksudkan dalam nas ini adalah panggilan yang ditujukan kepada semua orang. banyak orang mendengar pemberitaan injil, tetapi hanya sebagian yang meresponi secara positif terhadap panggilan injil itu.
3.Latar belakang kedua reaksi yang berbeda ini adalah pemilihan Allah. Dalam kehidupan orang pilihan Allah mengerjakan jawaban positif terhadap panggilan Injil. Itulah karya Allah semata-mata. Sedangkan penolakan panggilan Injil disebabkan oleh ketidakpercayaan manusia sendiri. Panggilan efektif merupakan anugrah Tuhan. Penolakan Injil adalah kesalahan manusia sendiri.
4.Kesimpulan dari Matius 22:14 menurut Van Genderen/Velema adalah :
a. Pemilihan tidak membatasi atau memperlemah panggilan
b. Panggilan dimaksudkan Allah secara serius. Karena itu menolak panggilan Injil merupakan kesalahan manusia. Jadi bukan Allah yang dipersalahkan kalau manusia tidak menjadi percaya. LihatYohanes 5:39-40 “kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh itu; “kamu tidak mau (Mat. 23:27); karena kamu menolaknya (Kis. 13:46). Banyak orang yang dipanggil oleh pelayanan Injil tidak datang dan tidak bertobat. Kesalahannya tidak dapat ditimpahkan kepada Injil, atau kepada Kristus dan juga kepada Allah yang memanggil orang melalui injil dan bahkan memberikan karunia kepada mereka yang dipanggil-Nya. Kesalahan terletak dalam diri mereka. Sebagai bukti kita dapat melihat perumpamaan tentang benih (Mat. 13:1-23; Mrk. 4:1-20; Luk. 8:4-15).
5.Pemilihan dan panggilan tidak terjadi bersamaan waktu. Sejumlah besar manusia dipilih sejak kekal, sedangkan panggilan terjadi dalam hidup ini. Tetapi kita dipanggil dahulu, dan baru dari respons yang positif terhadap panggilan itu kita bisa menarik kesimpulan bahwa kita ternyata dipilih sejak kekal.
TUJUAN PANGGILAN EFEKTIF
1. Menurut Hoekma (hlm. 124) tujuan panggilan efektif ini menunjuk kepada apa yang disebutkan dalam alkitab yakni dipanggil :
· Ke dalam persekutuan dengan Yesus Kristus ( 1 Kor. 2:9)
· Kepada hidup yang kekal (1 Tim. 6:12)
· Kepada kerajaan dan kemuliaan Allah ( 1 Tes. 2:12)
· Kepada hidup yang kudus ( 1 Tes. 4:7)
· Kepada penderitaan karena hidup kudus ( 1 Ptr. 2:21)
· Kepada kebebasan Kristen ( Gal. 5:13)
· Untuk memperoleh hadiah yaitu keselamatan ( Flp. 3:14)
2.Dalam panggilan efektif tidak ada kerjasama antara Allah dan manusia.
Apakah panggilan efektif ini memperlakukan kita sebagai robot atau sebagai pribadi? [11] bukankah manusia terlibat dalam proses keselamatan? Untuk menjawab menjawab pertanyaan ini, kita harus menyadari ketidakmampuan rohani dari manusia yang berada dalam dosa yang telah rusak total. Itu berarti bahwa kebebasan sejati (kehendak bebas) tidak ada lagi. Hoekma membahas pokok ini dalam bukunya Manusia: Ciptaan menurut gambar Allah hlm. 293-314. kebebasan sejati ini telah hilang ketika manusia jatuh ke dalam dosa.
EMPAT MACAM SITUASI MANUSIA
Agustinus membedakan empat macam situasi dalam kehidupan umat manusia:
1.Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, dia diciptakan baik, dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Ef. 4:24). Waktu itu manusia berada dalam kondisi Bisa tidak berdosa. Di sini kebebasan sejati.
2. Tetapi setelah manusia jatuh ke dalam dosa, mereka menjadi budak dosa dan masuk ke dalam kondisi “tidak bisa tidak berdosa”. Hoekema menunjuk kepada Yohanes 8:34 ‘setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa’ dan roma 6:6,7,19,20 “dahulu kamu memang hamba dosa”
3.Ketika sudah dilahirkan kembali, orang tersebut dimampukan untuk berpaling kepada Allah di dalam pertobatan dan iman, dan untuk melakukan apa yang benar-benar menyenangkan dalam pandangan Allah. orang yang telah lahir baru itu berada dalam kondisi ‘bisa tidak berdosa’ dia bukan lagi budak dosa (Yoh. 8:36) jadi apabila anak itu dimerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka ( Gal. 5:1,16; 2 Kor. 3:17; Rm. 6:4,6,14,18,22). Jadi seorang Kristen yang mengalami proses pembaharuan di dalam kehidupan sekarang ini, benar-benar bebas secara total[12].
4.Suatu hari kelak, pada saat kita dimuliakan dan disempurnakan, kita akan bebas secara sempurna. Itulah kondisi “tidak bisa berdosa”. Pada saat itu semua semua dosa, penyakit, kelemahan, bahkan kematian tidak ada lagi ( 1 Kor. 15:42-43; why. 21:14). Situasi itulah yang disebut Paulus ‘kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah (Rm. 8:21), dan pengangkatan sebagai anak yaitu pembebasan tubuh kita (Rm. 8:23).
SUMBER:
https://madenopensupriadi.blogspot.co.nz/2017/09/soteriologi-doktrin-keselamatan.html