KEHENDAK BEBAS DALAM PREDESTINASI DAN PROVIDENSIA
PREDESTINASI -ALLAH YANG MENENTUKAN SIAPA YANG AKAN DISELAMATKAN
1,Manusia tidak mempunyai kehendak bebas dalam menentukan pilihan keselamatannya ,karena manusia telah jatuh dalam dosa sehingga keingingannya terbelenggu (bondage of the will) hanya untuk berbuat dosa dan dosa yaitu hidup yang melawan Allah. Manusia secara rohani sudah mati, sehingga dalam keadaan mati tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Manusia yang selamat dari hukuman dosa dan mendapatkan hidup baru serta hidup kekal semata mata berdasarkan keputusan pemilihan Allah sejak kekal.(predestinasi dan pemilihan ). Orang orang pilihan yang mati secara rohani dibangkitkan dan dilahirkan menjadi manusia baru. Mereka menerima hidup baru, hidup kekal, dan segala warisan surgawi. (Roma 9:29-30; Efesus 2:1-10)
2.Pelagius seorang teolog dan imam, berpendapat bahwa manusia masih mempunyai kehendak bebas untuk memilih yang baik dari yang jahat dan juga mampu kalau mau menentukan keselamatan dirinya dan menerima tawaran keselamatan dalam Yesus Kristus. Yang jatuh kedalam d osa Cuma Adam dan Hawa, tetapi tidak mempengaruhi keturunannya. Dosa Adam dan dan Hawa hanya memberi pengaruh teladan yang buruk saja. Menurut pemahaman Pelagius Allah hanya menyediakan keselamatan dan manusia dalam kehendak bebasnya menentukan apakah mau menerima atau menolak tawaran keselamatan tadi.
PROVIDENSIA
1.Providensia adalah karya pengaturan Tuhan Allah yang mengatur segala peristiwa jalannya kehidupan manusia. Alkitab tidak mengenal adanya istilah nasib atau takdir. Takir dan nasib dalam kehidupan sehari hari ditempatkan sebagai Penguasa yang menentukan dan mengatur kehidupan manusia. Yang seorang ditentukan untuk menjadi kaya, yang lain menjadi miskin. Pemahaman takdir tidak dikenal dalam Alkitab. Satu satauya Penguasa kehidupan dari dulu sampai selama lamanya adalah Tuhan Allah yang maha kuasa dan maha kasih.
2.Bagaimana peran kehendak bebas disini?
Manusia disini berperan melaksanakan kehendak Allah dalam penyelenggaraan hidup manusia baik individu maupun komunal. Jadi kehendak bebas manusia disini adalah kebebasan terkontrol untuk melaksanakan kehendak Allah agar rencana Allah terlaksana.
Sudarmo menambahkan pengertian kehendak bebas manusia dalam hubungan dengan Providensia, ia berkata “Kehendak bebas adalah tindakan manusia sebagai alat untuk menjalankan perintah Allah guna tujuan pemeliharaan agar maksud Allah tercapai.”
Mazmur 93, Tuhan adalah Raja, Ia memerintah segala makhluk (bnd. Maz. 97 & gg). Mazmur 121: Tuhan menjaga; Ibrani 1 :3: Ia menopang segala yang ada; I Petrus 5:7: Ia memelihara mereka yang percaya kepada,Nya. Jadi Allah tidak pemah membiarkan dunia seisinya, tetapi Ia selalu mengarahkan segala sesuatu (Matius 10:29,30).
Segala sesuatu terjadi menurut kehendak Allah,Ia biasa memakai manusia sebagai alat untuk melakuian perintah-Nya (Kej. 1:26-28;2:), tetapi pada dasamya, Ia yang mengarahkan segala perkembangan menuju Penggenapan rencana-Nya. .Manusia harus bekerja, itulah perintah Allah, manusia diberi kecakapan untuk melakukan perintah Allah.
3.Permasalahan teologi yang ada dalam kehendak manusia yang selalu menjadi perdebatan adalah kehendak manusia yang telah berbuat dosa yang dicatat dalam Kitab Kejadian pasal3 dan dikaitkan dengan providensia Allah lalu muncullah pertanyaan sepanjang masa, iika Allah tahu manusia akan berbuat dosa sedangkan la adalah pemelihara, mengapa la biarkan manusia berdosa? Semenjak Allah menciptakan manusia, Ia tidak pernah berkehendak agar manusia berbuat dosa atau mernberontak melawan Dia, sebaliiknya Ia berkehendak agar manusia melakukan kehendak-Nya. Ia ingin agar kehendak-Nya menjadi kehendak manusia juga, tetapi manusia memilih untuk melakukan dosa atau tidak berjalan menurut kehendak Allah, sehingga salah satu bentuk pemeliharaan-Nya ialah Ia menghukum manusia, bahkan Ia membinasakan tubuh manusia tetapi roh manusia tetap dipelihara, karena roh itu kembali kepada-Nya tetapi tetap akan dihakimi pada akhirnya. Lihatlah kasus yang terjadi pada Adam dan Hawa, Allah mengusir mereka dari Taman Eden setelah mereka berusaha melawan kehendak Allah, tetapi Allah tetap menyediakan jalan lain unfuk memelihara mereka, yaifu tetap memberi mereka makan dan lain-lain, namun hubungan dengan Allah telah terkoyak dan selanjutnya dipulihkan oleh Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru.
SUMBER:
https://media.neliti.com/media/publications/137448-ID-providensia-allah-dan-kehendak-bebas-man.pdf