G I G I H


G I G I H
2Kor 13:1-4

Masalah Paulus adalah juga masalah semua pelayan Tuhan di segala tempat dan waktu. Paulus menghadapi keadaan sulit karena orang-orang yang dia layani, tidak menyambut dia dengan baik. Paulus juga harus menghadapi jemaat Korintus yang seolah menantang dia agar menunjukkan tanda dan kuasa Kristus, dengan jalan mereka sengaja hidup dalam dosa. Mereka seolah ingin menguji sejauh mana Paulus memiliki keberanian dan wibawa secara rohani. Sekonkret apakah penyertaan Allah ada bersama Paulus?

Menghadapi hal itu, Paulus mengurus dulu tuduhan bahwa ia berperilaku salah. Apabila Paulus datang ke Korintus kelak, ia akan membuktikan bahwa tuduhan itu tidak benar. Pembuktian itu memakai prinsip PL: suatu perkara akan sah dinyatakan benar atau salah, bila ada 2-3 saksi. Dengan kata lain, Paulus menegaskan kesiapannya untuk membuktikan bahwa semua tuduhan jemaat Korintus tidak benar, dengan dukungan saksi-saksi secara sah. Paulus juga akan membereskan hidup moral anggota jemaat Korintus, juga membereskan ketidaktertiban yang terjadi dalam pola hidup bergereja. Ketika datang nanti, Paulus akan bertindak dalam wibawa Kristus. Ia tidak akan lagi menyayangi orang-orang yang terus hidup dalam dosa. Ia akan menjalankan wibawa rasulinya dalam mendisiplinkan mereka yang tidak memelihara kekudusan. Paulus akan bertindak sebagai rasul Kristus untuk menertibkan dan memurnikan jemaat-Nya.

Oleh karena budaya kota Korintus sangat bersifat materialistis, ada kecenderungan menilai wibawa Allah melalui tanda ajaib yang spektakuler. Paulus mengingatkan bahwa seperti Kristus menyatakan kuasa-Nya di dalam dan melalui salib yang lemah, demikian juga Paulus.
Di dalam pelayanan sesulit apa pun, kita dapat yakin bahwa apabila kita menempuh prinsip salib Kristus, maka kuasa dan penyertaan-Nya, juga wibawa kehadiran-Nya akan dinyatakan! Hamba Tuhan memang harus sabar dan rendah hati, tetapi juga harus memiliki wibawa ilahi.

PENDALAMAN AYAT
Matthew Henry: 2Kor 13:1-6 – Rasul Paulus Menegaskan Tuntutan-tuntutannya
Dalam pasal ini Rasul Paulus mengancam akan bersikap keras terhadap orang-orang berdosa yang keras kepala, dan memberikan alasannya (ay. 1-6). Kemudian dia memanjatkan doa yang sepatutnya kepada Allah atas nama orang-orang Korintus, dengan alasan yang mendorong dia untuk itu (ay. 7-10). Ia kemudian menutup suratnya dengan kata-kata perpisahan dan sebuah ucapan berkat (ay. 11-14).
Rasul Paulus Menegaskan Tuntutan-tuntutannya (2 Korintus 13:1-6)
Dalam ayat-ayat ini perhatikanlah,
I. Rasul Paulus mengancam akan bertindak keras terhadap orang-orang berdosa yang keras kepala ketika dia datang ke Korintus, karena saat ini dia sudah mengirim surat pertama dan kedua kepada mereka, dengan teguran dan nasihat yang sepantasnya, untuk memperbaiki hal-hal yang salah di antara mereka. Mengenai hal ini kita dapat memperhatikan,
1. Dia melanjutkan kecaman-kecamannya dengan peringatan. Dia tidak terburu-buru dalam mengambil tindakan keras, melainkan sudah memberikan teguran pertama dan kedua. Demikianlah yang dipahami sebagian orang dengan kata-katanya (ay. 1): Ini adalah untuk ketiga kalinya aku datang kepada kamu, merujuk kepada surat pertama dan keduanya, yang di dalamnya dia menegur mereka, seakan-akan dia hadir bersama mereka, walaupun secara pribadi dia tidak hadir (ay. 2).

2. Ancaman itu sendiri: bahwa jika (atau pada waktu) dia datang lagi (secara pribadi), dia tidak akan menyayangkan orang-orang berdosa yang keras kepala, dan yang tidak menyesali kejahatan besar mereka yang memalukan. Dia sudah memberi tahu mereka sebelumnya, bahwa dia khawatir Allah akan merendahkan dia di antara mereka, karena dia akan menemukan beberapa orang yang di masa yang lampau berbuat dosa dan belum lagi bertobat. Dan sekarang dia menyatakan tidak akan menyayangkan orang-orang seperti itu, melainkan akan memberikan kecaman dari seluruh jemaat kepada mereka, yang diperkirakan pada masa-masa awal itu disertai dengan tanda-tanda yang kelihatan dan luar biasa dari ketidaksukaan Allah. Perhatikanlah, walaupun Allah memiliki cara yang murah hati dengan lama bersabar terhadap orang-orang berdosa, namun Dia tidak akan bersabar selamanya. Pada akhirnya Dia akan datang, dan tidak akan menyayangkan mereka yang tetap keras kepala dan tidak menyesal, walaupun Dia sudah menggunakan segala cara untuk mendapatkan mereka kembali dan memperbarui mereka.

SUMBER:
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=47&chapter=13&verse=1