Sistem Kepercayaan:
– Maori menganut sistem kepercayaan yang menggabungkan politeisme dan animisme. Mereka percaya pada banyak dewa (atua) dan juga percaya bahwa semua benda di alam memiliki roh atau kekuatan spiritual.
Inti Kepercayaan:
– Mereka percaya pada Io sebagai dewa tertinggi
– Ada banyak dewa alam seperti Tāne (dewa hutan), Tangaroa (dewa laut)
– Konsep “mana” (kekuatan spiritual) dan “tapu” (kesucian/larangan) sangat penting
– Hubungan kuat dengan leluhur dan tanah
Waktu Ibadah:
Tidak ada hari ibadah tetap seperti agama-agama besar. Ritual dan upacara dilakukan sesuai kebutuhan seperti:
– Kelahiran
– Kematian
– Pernikahan
– Panen
– Perang
– Pembukaan marae (rumah pertemuan) baru
Sistem Etika dan Moral:
– Berbasis pada tikanga (adat istiadat)
– Menghormati leluhur dan alam
– Menjaga keseimbangan dengan lingkungan
– Mengutamakan kehormatan keluarga dan suku
– Prinsip reciprocity (timbal balik) dalam hubungan sosial
Upacara Penerimaan:
– Tidak ada upacara formal untuk “masuk” agama Maori
– Kepercayaan ini terkait erat dengan identitas etnis dan keturunan
– Namun non-Maori bisa mempelajari dan menghormati kepercayaan ini
Pemimpin Spiritual:
– Tohunga adalah pemimpin spiritual tradisional
– Mereka adalah ahli dalam ritual, pengobatan, dan pengetahuan spiritual
– Posisi ini biasanya diwariskan dalam keluarga
– Saat ini, peran tohunga telah berubah karena pengaruh modernisasi
Keterbukaan:
– Aspek-aspek tertentu dari kepercayaan Maori bersifat terbuka
– Beberapa ritual dan pengetahuan sakral hanya untuk anggota iwi (suku)
– Non-Maori bisa berpartisipasi dalam beberapa upacara dengan izin dan bimbingan yang tepat
– Ada penekanan pada penghormatan terhadap tradisi dan protokol yang ada
Penting untuk dicatat bahwa praktik spiritual Maori modern telah mengalami perubahan karena pengaruh Kristianitas dan modernisasi. Banyak Maori sekarang menggabungkan elemen kepercayaan tradisional dengan agama Kristen atau kepercayaan lain.
Tidak ada sebutan “resmi” tunggal – dalam bahasa Maori sendiri biasa disebut “whakapono Māori” (kepercayaan Maori) atau “tikanga Māori” (cara/adat Maori).
Penggunaan istilah “agama” (religion) atau “kepercayaan” (belief system) untuk sistem spiritual Maori sebenarnya adalah konsep yang datang dari cara pandang Barat. Bagi masyarakat Maori tradisional, aspek spiritual mereka tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, adat istiadat, dan hubungan dengan leluhur serta alam.
Lebih tepat untuk menyebutnya sebagai “sistem kepercayaan tradisional Maori” atau “spiritualitas Maori”, karena ini mencerminkan sifatnya yang holistik dan terintegrasi dalam budaya Maori secara keseluruhan, bukan sebagai “agama” dalam pengertian modern yang terorganisir secara formal.
Perlu dicatat bahwa banyak Maori modern sekarang mengidentifikasi diri sebagai penganut agama Kristen sambil tetap mempertahankan elemen-elemen kepercayaan tradisional mereka dalam praktik sehari-hari.