KERINDUAN AKAN HADIRAT ALLAH
MAZMUR 84:1-12
1.Walaupun nama Daud tidak tercantum dalam judul mazmur ini, cukup beralasan apabila kita berpendapat bahwa dialah penulisnya, karena gaya penulisannya begitu kental dengan semangat tingginya dan sangat mirip dengan Mazmur 63 yang ditulis olehnya. Dipercaya bahwa Daud menuliskan mazmur ini ketika ia terpaksa meninggalkan kotanya karena pemberontakan Absalom. Daud meratapi kepergiannya dari situ bukan terutama karena tempat ini merupakan kota raja, melainkan lebih karena ini adalah kota suci seperti yang disampaikan dalam mazmur ini, yang merupakan ungkapan saleh jiwa yang merindukan Allah dan persekutuan dengan-Nya. Walaupun tidak diberi judul, mazmur ini dapat dianggap sebagai mazmur atau nyanyian untuk hari Sabat, hari perhimpunan khidmat kita. Di sini pemazmur mengungkapkan perasaan kasih sayangnya dengan penuh pengabdian,
2.Perasaan sangat mempengaruhi hubungan kita dengan Allah. Tidak selalu kita berada di dalam suasana hati yang sangat antusias ketika bersentuhan dengan hal-hal rohani. Ini merupakan hal yang amat wajar, sekaligus menunjukkan kelemahan kita sebagai orang-orang berdosa.
3.Itulah sebabnya, Mazmur yang kita baca hari ini terasa sangat luar biasa, karena seakan-akan pemazmur terlalu berlebihan, ketika berbicara mengenai kerinduannya untuk senantiasa bersekutu dengan Allah yang hadir di tempat kediaman-Nya. Pada waktu itu ia berada dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk beribadah di Yerusalem (2Raj. 18:13-16), padahal ia begitu mencintai Bait Allah (ayat 2-3). Ia iri terhadap burung-burung yang bebas bertengger di mana pun mereka suka (ayat 4). Ia meyakini kebahagiaan orang-orang yang senantiasa berada dekat Allah (ayat 5) dan selalu rindu berziarah ke Yerusalem (ayat 6-8), karena Allah akan mencurahkan rahmat-Nya kepada mereka.
4.Dalam PL, hadirat Allah adalah kehadiran-Nya dalam kehidupan umat Israel. Secara harfiah, menghadap hadirat Allah adalah “melihat muka” Allah (Kel. 23:15, 17). Umat Israel diperintahkan untuk menghadap hadirat Allah dengan membawa persembahan dan hati syukur.
Menghadap hadirat Allah merupakan anugerah karena siapakah yang bisa dan layak melihat Allah. Sedangkan Musa saja yang dikatakan Allah berbicara kepada dia berhadapan muka (Bil. 12:8), tidak dapat melihat muka Allah secara langsung (Kel. 34:18-23).
Hidup dalam hadirat Allah berarti hidup dalam kesadaran bahwa ada Allah dan Dia hadir dalam hidup kita dan Dia mau berkarya di dalam dan lewat hidup kita.
5.Kesadaran akan Allah ada merupakan langkah pertama dari menghayati kehadiran Allah dalam hidup kita. Kesadaran ini diperoleh dari firman Tuhan yang menyatakan bahwa Allah bukan sekadar Pencipta, tetapi yang juga peduli dan mau berelasi dengan manusia ciptaan-Nya. Ia menciptakan kita menurut gambar-Nya: di dalam diri kita ada unsur Ilahi yang memampukan kita berkomunikasi dengan Dia sebagai satu pribadi kepada Pribadi Allah. Dia hadir dalam hidup kita melalui Roh Kudus yang Dia berikan untuk memimpin kita. Saat kita menyadari ada Roh Kudus di dalam hidup kita dan kita mau merespons kepemimpinan-Nya, kesadaran ini akan menolong kita bertindak sesuai dengan firman-Nya, berhati-hati terhadap ajakan dan bujukan dari luar yang mau menyimpangkan kita dari kehendak-Nya.
6.Kerinduan untuk hidup berkenan kepada-Nya juga mewujud dalam keinginan untuk menikmati kebersamaan dan kemesraan berelasi dengan Dia (ayat 2-3, 11). Akhirnya, hadirat Allah memampukan kita mengerti rencana-Nya buat hidup kita. Dia mau berkarya di dalam kita, membentuk kita menjadi makin hari makin menyerupai Kristus. Dia mau berkarya melalui kita, menjadi berkat buat sesama kita.
Peliharalah kerinduan yang terus menerus untuk bersekutu dengan Dia lewat doa dan firman. Biar kepekaan kita diasah untuk merasakan hadirat-Nya melalui ketaatan kita pada firman yang kita baca dan oleh dorongan Roh Kudus kita wujud nyatakan.
Note:
Dalam Mzm 84:6, apa yang dimaksud lembah Baka?
J: The NIV Study Bible hal.875 dan New Geneva Study Bible hal.847 mengatakan bahwa kita tidak mengetahui lokasinya saat ini. Baka dapat berarti “tangisan” atau “pohon balsam”.
Lagu: SATU HAL YANG KURINDU
https://www.youtube.com/watch?v=uSwiEt6YRKc