MUJIZAT PENYEBRANGAN

JOSHUA
MUJIZAT PENYEBRANGAN
YOSUA 3:15-17

1.Para imam itu pasti mempunyai iman yang hebat sehingga berani melewati sungai Yordan walaupun belum tahu pasti apa yang akan terjadi.

Penerapan: ini juga harus kita tiru. Sekalipun kita melihat ada kesukaran di depan, kita harus terus berjalan dengan iman, dan Tuhan akan membuka jalan pada waktunya!

2. Air berhenti dan menjadi bendungan (3:13,16).
Menahan air adalah sesuatu yang sukar, tetapi bagi Allah yang maha kuasa, hal itu tidak ada artinya! Karena itu, betapapun besarnya problem saudara, percayalah bahwa Allah bisa menolong saudara!

3. Berhentinya aliran sungai Yordan itu berlangsung cukup lama!
Kalau 2-3 juta orang berbaris dengan lebar 100 orang, maka panjang barisan bisa mencapai 20-30 km; kalau mereka berbaris dengan lebar 1.000 orang, maka panjang barisan tetap bisa mencapai 2-3 km.
Belum lagi harus diperhitungkan mereka tidak bisa berjalan terlalu cepat karena adanya barang, ternak dan anak-anak kecil / bayi-bayi.

4. Para imam tetap berdiri di sungai Yordan sampai seluruh bangsa Israel selesai menyeberang, dan Tuhan menyuruh mereka keluar dari sungai Yordan (3:17 4:10-11,15-18). Ini lagi-lagi menunjukkan iman dan ketaatan yang luar biasa dari para imam.

RENUNGAN
Masihkah Allah bertindak menggenapkan rencana-Nya dengan cara yang luar biasa dan mujizat? Jawabnya, ya. Akan tetapi, pada saat yang sama kita mengetahui bahwa Allah juga bertindak lewat cara-cara berbeda. Bolehkah kita mengklaim mukjizat Allah untuk menggenapi rencana-Nya dalam hidup kita? Tentu saja boleh. Namun, kita harus selalu menguji apakah dorongan permohonan kita akan mukjizat selaras dengan kehendak-Nya yang dinyatakan firman-Nya?
Misalnya kalau kita meminta mujizat dan berkat-Nya agar kita menang dalam memberi loterei dengan hadiah sejuta dollar, dengan janji akan menyumbang seper sepuluhnya untuk gereja. Mujizat demikian dapat dipastikan tidak akan terjadi karena Tuhan tidak berkenan kita membeli loterei.

Hidup dan langkah iman menghasilkan mujizat tetapi juga senantiasa harus dicatat bahwa Dia adalah Allah yang berdaulat. Dia mempunyai kata akhir kapan Dia akan berikan dan dalam bentuk bagaimana. Kita juga harus mempunyai mata iman yang jeli karena barangkali Allah memberikan mujizat lain dari pada apa yang kita minta. Dalam segala perkara biarlah kita mampu berkata:”Jadilah KehendakMu. Terpujilah NamaMu.”.

THANK YOU